Tampilkan postingan dengan label Woman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Woman. Tampilkan semua postingan

Mengejar Barang Branded Demi Status Sosial, Perlukah?


 Barang-barang bermerek selalu menjadi incaran para sosialita. Walaupun masih ada barang lain yang memiliki fungsi sama dengan harga yang jauh lebih murah, mereka cenderung memilih barang bermerek tersebut demi status sosial. Terkadang demi memenuhi kebutuhan yang satu ini, mereka rela berhutang tanpa memikirkan bagaimana cara melunasinya. Yang penting barang bermerek keren itu bisa dimiliki dan status naik satu tingkat, titik.

Seberapa penting sebenarnya kepemilikan barang branded tersebut untuk status sosial? Untuk beberapa kalangan, hal itu tidak terlalu penting. Karena bagi mereka, memenuhi kebutuhan primer dan sekundernya saja sudah sulit. Boro-boro memikirkan barang dengan merek tertentu, Hal utama untuk hidup, yaitu makan masih susah. Siang bisa makan tapi menghabiskan malam menahan lapar. Atau sebaliknya, menahan lapar pada siang hari demi perut yang terisi pada malam harinya. 

Ada juga mereka yang mendewakan barang bermerek sebagai must have item. Ibaratnya jika tidak bisa memiliki barang tersebut, maka akan jadi akhir dunia baginya. Status sosial yang selalu dijadikan alasan kenapa kalangan yang ini selalu mencoba untuk menjadi yang paling branded diantara yang lain. Ada kepuasan tersendiri jika memiliki satu barang branded keren cakep lucu dan yang lain tidak punya. 

Seperti keping mata uang yang bertolak belakang memang. Tapi itulah kehidupan, ada yang kaya hingga tidak berpikir dua kali untuk membeli barang bermerek dengan harga aduhai, ada juga si miskin yang untuk makan sehari-hari saja susah apalagi untuk membeli barang-barang branded.

Yah, mereka yang kaya mungkin setelah kebutuhan pribadi dan sedekahnya dipenuhi. Masih ada uang yang mengalir dan mengendap di rekening. Jadi sah-sah saja jika mereka membelanjakan uangnya untuk sesuatu yang dianggap orang kebanyakan terlalu mahal. Tapi buat mereka yang memaksa tampil kaya hingga rela melakukan segalanya demi terlihat seperti itu, tentu tidak wajar. Entah apa yang di dapat dengan hal itu, yang pasti hutang bertambah banyak akibat selalu besar pasak daripada tiang. 

Persahabatan sejati, kebahagiaan hakiki tidak akan didapat dari barang-barang branded tersebut. Kehidupan yang dilandasi kejujuran tentu akan lebih bertahan lama dan bahagia. Pilih mana?

Mengenal dan Mengembangkan Potensi Anak



Setiap anak memiliki potensi atau kelebihan yang berbeda-beda. Oleh karena itulah orangtua sebaiknya sudah mengenal potensi apa yang dimiliki oleh anak sejak dini. Tujuannya tentu saja agar potensi tersebut dapat diarahkan sehingga bermanfaat bagi masa depannya kelak.

Sayangnya masih banyak orang tua yang tidak mengenal potensi yang dimiliki oleh anak. Mereka justru mengarahkan anaknya sesuai dengan keinginan sendiri atau sesuatu yang dianggap lebih prestise kelihatannya. Menjadi dokter, arsitek, engineer lebih banyak dipilihkan orang tua untuk anaknya daripada olahragawan, pemusik atau seniman. Padahal, belum tentu anak memiliki ketertarikan dan kemampuan secara akademis untuk itu. 

Kemampuan akedemis masih menjadi parameter seseorang tersebut pandai atau tidak. Padahal selain itu masih ada kecerdasan lain yang dimiliki anak. Seperti kecerdasan dalam motorik, mengolah nada dan bersosialisasi.

Beberapa hal yang bisa Moms lakukan untuk mengenal dan mengembangkan potensi anak sejak dini adalah :
1. Bebaskan anak berekplorasi. Kurangi kata jangan dalam setiap kegiatannya agar anak bebas mengekspresikan dirinya. Tugas orangtua mengawasi dan menjaga agar anak tetap aman. Caranya, tentu dengan mendampingi dan memberi support setiap waktu. 

2. Biasakan anak untuk menikmati proses. Kalah menang itu adalah hal biasa. Dengan mengenal proses, anak akan belajar trial and error sehingga ia dapat mengasah kemampuannya lebih dalam lagi. 

3. Berikan pujian sekecil apapun prestasinya pada anak. Dengan begitu anak akan lebih semangat dalam setiap kegiatannya. Hindari perkataan yang mencela karena itu akan menurunkan rasa percaya dirinya hingga tidak berani untuk mencoba lagi. 

4. Sediakan  waktu untuk mendampingi anak dalam belajar dan bermain. Dengan begitu kedekatan orangtua dan anak akan terjalin. Anak akan lebih percaya diri karena merasa nyaman ada orangtua yang selalu ada dan siap mendukungnya.

Setiap anak adalah istimewa, apapun kelebihan dan kekurangannya. Tugas orangtua lah yang mengarahkan agar anak tetap  berada di jalurnya sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Tips Memulai Bisnis untuk Moms

Semangat Moms!
Menjadi seorang Moms dengan segala kesibukannya mengasuh anak dan mengatur rumah tangga bukan berarti tidak memiliki kesempatan untuk berbisnis. Setiap orang memiilki kesempatan yang sama untuk memulai bisnis.

Berikut tips untuk Moms yang ingin memulai bisnis :
1. Pilih bisnis yang sesuai dengan hobi. Seperti kata Kang Emil, walikota kota Bandung, pekerjaan yang paling menyenangkan adalah hobi yang dibayar. Karena Moms bisa mendapatkan uang dari hal yang disukai. Misalnya Moms hobi memasak, maka bisnis katering bisa menjadi pilihan. 

2. Menjalankan bisnis dari hal yang dikuasai. Misalnya Moms menguasai beberapa mata pelajaran sekolah, les private bisa menjadi pilihan bisnis. Bukan tidak mungkin ke depannya dari les private tersebut Moms bisa membangun tempat bimbingan belajar dengan taraf yang lebih tinggi lagi. 

3. Memilih bisnis dari peluang yang ada. Peluang bisnis tidak muncul setiap hari loh, Moms. Jadi jika muncul peluang yang dirasa baik dan menguntungkan, apalagi dengan investasi yang tidak terlalu besar, tidak ada salahnya dicoba. Hal yang harus diperhatikan adalah jangan tertipu dengan money game berkedok peluang bisnis. Walaupun iming-iming bonusnya besar, money game tidak akan mendatangkan keuntungan. Sudah banyak contoh mereka yang tertipu dengan investasi bodong ini hingga milyaran rupiah. So, hati-hati  dalam memilih peluang bisnis ya, Moms

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam memulai bisnis adalah modal. Untuk pebisnis pemula, pemakaian modal yang besar sangat tidak disarankan. Apalagi jika modal tersebut hasil pinjam dari bank atau lebih parah, dari rentenir. Big no! Gunakan modal yang ada semaksimal mungkin. Ke depannya, untuk mengembangkan bisnis bisa diambil dari keuntungan yang didapat. Itulah sebabnya jangan langsung gunakan keuntungan bisnis untuk senang-senang, sebaiknya putar kembali untuk bisnis. Menunda kesenangan sesaat untuk mendapatkan kesenangan yang lebih besar lagi nanti. 

Gimana, Moms, sudah siap memulai bisnis?

Tips Anak Aman Selama Moms Bekerja

Pilihan menjadi wanita karier berarti ada konsekuensi meninggalkan anak di rumah. Bagaimanapun tidak mungkin mengajak anak untuk ikut bekerja di kantor, bukan? Selain lingkungan yang tidak kondusif untuk anak, Moms tentu tidak akan bisa fokus mengerjakan pekerjaan kantor. 

Perasaan tidak tenang tentu kadang muncul ketika meninggalkan anak di rumah. Apalagi banyak berita yang muncul tentang penganiayaan anak oleh pengasuhnya sendiri. 
Berikut tips agar anak aman selama Moms bekerja :

1. Jika anak ditinggal hanya bersama pengasuh, kenali lebih dalam pengasuh tersebut. Siapa keluarganya, dimana tempat tinggalnya. Minta Ktp sebagai bukti identitas diri yang sah dan simpan fotokopiannya selama bekerja di rumah Moms. Ada baiknya jika mendapatkan pengasuh hasil rekomendasi dari teman atau saudara, sehingga kredibilitasnya bisa diketahui. 

2. Sebisa mungkin sering menghubungi rumah dan menanyakan kabar anak. Minta anak untuk berbicara di telepon. Tanyakan kabarnya dan minta di bercerita kegiatannya selama di rumah. Jangan jadikan banyak pekerjaan di kantor sebagai alasan hingga tidak sempat menghubungi anak. Selalu prioritaskan kebutuhan anak. Pekerjaan di kantor tidak akan ada habisnya, oleh karena itu sempatkan waktu khusus untuk anak. 

3. Bergaulah dengan tetangga. Bagaimanapun mereka adalah saudara terdekat untuk Moms. Pergi pagi dan pulang sore setiap hari jangan dijadikan alasan untuk tidak mengenal tetangga lebih dekat lagi. Minimal menyapa ketika berpapasan di jalan. Jika sudah dekat, tentu kita tidak akan canggung meminta tetangga untuk memperhatikan keadaan rumah sekali-sekali. Sebaliknya jadilah tetangga yang menyenangkan juga untuk yang lain. 

4. Ajarkan anak untuk bisa berkata tidak atau berteriak dan menjauh jika terjadi hal yang tidak diinginkan.  Berikan nomer penting untuk disimpan anak seperti nomer hp Moms, suami, saudara atau tetangga dekat. 

5. Berdoa kepada yang Maha Kuasa. Siapa lagi yang bisa menjaga anak-anak selama 24 jam penuh selain penciptanya. Dengan doa berarti Moms sudah menitipkan kepada Dzat yang lebih tinggi lagi. Tidak ada kuasa yang lebih besar dari kuasa-Nya. 

Takdir memang sudah tersurat dan tidak bisa diubah lagi. Tapi dengan ikhtiar yang maksimal berarti Moms sudah berusaha menjaga titipan dari Allah, rezeki yang belum tentu semua dapat. Anak. 

Suami Pemalas, Tenggelamkan!


Anak-anak seharusnya jadi pemicu kuat bagi suami agar giat bekerja
Beberapa waktu lalu meme dengan wajah Menteri Kelautan, Ibu Susi  dengan jargonnya `tenggelamkan!` ramai beredar di media sosial. Awalnya meme yang muncul tentang istri yang tidak bisa masak, tenggelamkan. Tak lama dari situ muncul lah meme balasan yang kemungkinan dibuat oleh para ibu yang tersinggung dengan meme pertama. Akhirnya meme `Suami Pemalas, Tenggelamkan`. Masih banyak meme suami lainnya yang muncul, tapi kebanyakan tentang suami pemalas dan tidak menafkahi istri secara layak.

Suami sebagai kepala keluarga memang sudah seharusnya menjadi pencari nafkah utama dalam keluarga. Karena tugas seorang istri sejatinya menjadi pengurus keluarga, manager dalam segala bidang di rumah. Jadi nafkah yang diberikan suami akan diurus alokasinya oleh istri. Kadang dalam mengurus keuangan ini lah istri kesulitan membaginya dalam beberapa pos. Lah wong untuk pos utama seperti makan dan biaya sekolah anak saja kadang kurang. Boro-boro pos untuk perawatan kecantikan istri. Sedangkan penampilan istri harus selalu kece. Ih, cantik itu perlu modal tau.

Komunikasi wajib diperlukan dalam masalah ini. Kebanyakan perceraian yang terjadi muncul karena  masalah kurangnya nafkah yang diberikan, sehingga para istri kabur mencari suami yang bisa menopang kehidupannyas secara layak. Hidup cuma satu kali, buat apa memiliki pasangan hidup yang tidak bisa memberikan kebahagian dan ketenangan, mungkin itu yang dipikirkan oleh para istri tersebut.  Istri sah-sah saja membantu keuangan keluarga dengan bekerja atau berbisnis dari rumah. Tapi tetap ya, nafkah dari suami harus jadi hal yang utama.

Mungkin ada beberapa kondisi yang bisa ditolelir jika suami tidak bisa menafkahi secara penuh. Karena sakit hingga mobilitas terganggu atau terkena phk dari perusahaan hingga mata pencaharian utama menghilang. Tapi, jika nafkah kurang akibat suami malas dan tidak mau berusaha keras untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, tenggelamkan saja, ups. 

Tapi sebelum di`tenggelamkan`, ada baiknya komunikasi dibuka kembali. Ingatkan suami bahwa ada anak istri yang harus dinafkahi. Beri semangat positif agar semangat berkerja datang. Hal yang paling utama, berdoalah kepada Allah, karena rezeki hanya datang dari-Nya. Mungkin melalui suami, atau mungkin dari tangan Anda sebagai istri. Doakan juga agar suami diberikan hidayah dan dipermudah dalam mencari rezeki yang halal. Berdoa agar diberikan pendamping yang lebih baik boleh juga, eits bukan berarti suami baru ya. Siapa tahu suami mendapatkan hidayah dan berubah menjadi pendamping yang terbaik untuk kita. Allah Maha Kuasa dan pembolak balik hati,  jangan berharap kepada manusia temasuk suami. Allah satu-satunya tempat bersandar dan memasrahkan diri.

Cantik Tapi Palsu


anak-anak tidak perlu aplikasi apapun buat terlihat cantik
Canggihnya jaman sekarang bisa membuat seseorang tampak kece walau tanpa operasi plastik. Biarpun kecenya hanya di dunia maya saja, tapi hal itu tidak menyurutkan para penggunanya untuk mark-up wajah semenarik mungkin untuk tampil di media sosial. 

Mungkin itulah sebabnya kini banyak wajah cantik atau ganteng yang wara wiri di display picture atau profile picture. Dengan percaya dirinya mereka menampilkan wajah hasil `operasi` dari aplikasi yang digunakan. Hidung lebih mancung, pipi lebih tirus, kulit lebih mulus dan putih, semuanya bisa dirubah hanya dalam sekejap mata saja dengan aneka macam aplikasi yang bisa di download for free. Yah, siapa yang tidak tertarik merubah wajah menjadi lebih menarik tanpa biaya apa-apa selain quota internet.

Banyak yang tertipu oleh si cantik dan ganteng tapi palsu ini. Awalnya mulai berkenalan via sosial media, dan tertarik karena wajah rupawannya. Berlanjutlah ke chating mesra hingga memutuskan untuk menjalin hubungan khusus, walaupun belum pernah bertatap muka secara langsung. Keintiman dalam berkomunikasi dan tampilan wajah rupawan membuat mereka percaya bahwa ini adalah cinta sesungguhnya. Bisa ditebak apa yang terjadi ketika akhirnya mereka berjumpa di dunia nyata. Terkejut dengan wajah asli masing-masing pun terjadi. Adalah suatu keajaiban jika hubungan yang mereka rajut itu terus berlanjut ke jenjang berikutnya. 

Lalu apa yang diharapkan dari tampilan palsu ini? Decak kagum dari lawan jenis tentang betapa rupawannya wajah kah? Jika iya, buat apa decak kagum tersebut. Apakah kepuasan karena dipuji demikian tinggi hingga rela tanpa malu memberikan tampilan bukan apa adanya. Padahal kadar seseorang disebut menarik bukan hanya dari wajahnya saja. Untuk kesan pertama mungkin saja, tapi langkah berikutnya yang dicari adalah sisi menarik dari gaya bicara, attitude dan kenyamanan atas kehadirannya. JIka sudah sampai sana, wajah akan menjadi nomer kesekian. 

Tidak ada salahnya sih ingin tampil lebih menarik, karena itu keinginan alamiah manusia yang selalu ingin dipuji.  Namun, jika hanya kece itu hanya terjadi di dunia maya buat apa? Lebih baik gunakan the power of make up  untuk upgrade wajah menjadi lebih kece. Yah, walaupun  itu sama saja dengan mengcover wajah asli dengan permakan, setidaknya wajah di profile picture dan asli tidak begitu jauh beda. Sehingga tidak lagi ada orang-orang yang tertipu dengan wajah cantik tapi palsu tersebut.