Gadget Kesayangan

"Pah, nanti Aa nonton sama Papa aja, ya."

"Kenapa? Biasanya juga pergi sama Mama, kan."
"Engga mau, mama BBM-an terus. Engga seru."
Satu hari saya agak kaget melihat isi BBM ayah anak ini. Saya engga buka hp anak tanpa ijin, kok. Percakapan itu terjadi di gadget milik saya sendiri. Anak saya memang suka BBM-an sama ayahnya pake gadget saya. Dan dia menulis hal itu :(
Ada perasaan sedih muncul ketika membacanya. Sebesar itu kah kekecewaan Aa hingga tidak mau menghabiskan waktu bersama mamanya karena terlalu sibuk dengan gadget. Padahal saya selalu bilang ke anak-anak kalau mamanya ini memang kerja menggunakan gadget. Menjalani salah satu bisnis multilevel marketing dan menjadi konsultan bisnis mengharuskan saya benyak menghadapi orang melalui gadget. Bukan hanya untuk chit chat tanpa arti, tapi untuk mengembangkan jaringan yang pasti akan memberikan tambahan pemasukan pada keluarga Kami. Tapi ternyata anak-anak tidak memahami sampai ke sana
Dari situ saya mulai menyadari bahwa bagi anak kehadiran orangtua sangat diharapkan. Bukan hanyak kehadiran secara fisik saja, tapi juga hati. Saya sebagai ibu rumah tangga selalu merasa ada mendampingi anak-anak. Biarpun sibuk dengan gadget di tangan tapi saya ada di samping mereka, dan saya merasa itu cukup. Ternyata salah. Bagi anak , kita hanya bersama gadget kesayangan, bukan bersamanya. Penjelasan bahwa mamanya sibuk dengan gadget itu untuk kerja hanya diterima setengah hati oleh anak. Karena bagi mereka tetap saja kita tidak ada, hanya fisiknya saja terlihat tapi tidak hatinya.
Suami sering mengingatkan agar tidak terlalu sibuk dengan gadget biarpun itu memang untuk kerja. Dia bilang coba bayangkan saat kamu tua dan tak berdaya nanti. Anak menemani sambil menyuapi tapi tangan lain tetap sibuk dengan gadget-nya. Tidak ada hati di sana. Itulah yang dirasakan anak saat ini. Apa kamu akan bahagia? Saya tersenyum sedih dan menunduk.
Anak-anak membutuhkan saya sebagai mamanya melebihi apapun. Masa-masa kecil akan terlewati dengan begitu cepatnya dan tidak akan pernah bisa terulang. Satu janji terpatri dalam hati, gadget kesayangan tidak akan mengalahkan anak kecintaan lagi. Mama akan selalu ada untuk kamu, Nak. Kali ini dengan hati.


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »