Pernah melihat seorang anak yang berdiri didepan
televisi sambil bernyanyi dan bergaya menirukan penyanyi idolanya? Atau mungkin
memperhatikan anak yang melakukan gerakan pencak silat setelah ia menonton
tayangan film laga? Atau melihat anak yang pandai sekali menirukan gaya
berbicara ayahnya? Dan semuanya sama persis dengan yang pernah ia lihat dan
dengar sebelumnya.
Mengapa seorang anak sangat mudah menirukan segala hal
yang ia lihat dan ia dengar? Hal ini disebabkan karena anak mempunyai kemampuan
kognitif yang sedang berkembang pesat. Yang cepat merespon apapun yang terjadi
di lingkungan sekitarnya. Segala hal yang ia dapatkan akan ia serap
informasinya tanpa filter. Sehingga ia bisa mendapat hal yang baik dan buruk
dari semua yang ia contoh.
Setiap hari anak berinteraksi dengan lingkungannya.
Dimana yang terdekat adalah orangtua dan keluarganya. Untuk itu anak akan
selalu lebih mudah meniru dan mencontoh apa yang orangtua lakukan. Yang menjadi
obyek tiruannya pun beragam. Mulai dari cara berbicara, bersikap, bertingkah
laku dan berinteraksi dengan lingkungannya. Para orangtua pasti menginginkan si
anak mencontoh hal-hal yang baik saja. Dan jika orangtua mengajarkan sesuatu
yang baik, pastinya juga dengan harapan si anak menurut dan melakukan apa yang
dicontohkan orangtua.
Jadi bagaimana sebaiknya yang dilakukan para orangtua
agar anak meniru dan mencontohkan hal-hal yang positif saja? Dan apa yang harus
dilakukan orangtua agar si anak menurut dan melakukan apa yang sudah
dicontohkan?
Dari cara berbicara biasanya anak mudah sekali
menirukan semua kata-kata yang diucapkan orangtua. Anak-anak mudah sekali
menerima apa yang ia dengar dan langsung ia serap dalam pikirannya tanpa ada
filter. Contoh ketika orangtua marah dihadapannya dan mengeluarkan kata-kata
yang kasar dan tidak pantas, ia dengan mudah menerimanya. Dan hal itu bisa ia tirukan
dengan mengucapkannya pada saat marah.
Untuk itu perlu bagi para orangtua untuk menahan kemarahan didepan anak-anak dan tidak
mengucapkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan didepan anak-anak. Orangtua
harus memiliki kosa kata yang baik dalam berucap. Dan juga mengarahkan si anak
agar berbicara dengan kata-kata yang baik.
Dalam bertingkah laku pun demikian. Misalnya ketika
orangtua berbicara dengan orang lain beri contoh berbicara dengan sikap yang
baik seperti berbicara tanpa mendongakkan kepala yang memberi kesan sebagai
orang yang sombong. Atau berbicara dengan bertolak pinggang yang menggambarkan
tidak adanya penghormatan dengan orang lain. Selain itu jangan pernah memukul
ketika marah. Hal itu pun merupakan satu contoh bertingkah laku yang tidak baik
dihadapan anak. Lihat saja dikemudian hari si anak pasti akan menirukan gaya
memukul orangtua ketika keinginannya tidak terlaksana ataupun ketika bertengkar
dengan temannya.
Kemudian bagaimana caranya agar si anak menurut dan
melakukan hal baik yang kita contohkan?
Karena tidak selamanya anak akan menuruti dan mencontoh apa yang dilakukan
orangtua. Mengapa? Hal itu disebabkan karena orangtua memberi contoh hanya
lewat ucapan saja, tanpa melakukan tindakannya.
Seperti contoh ketika orang tua menyuruh anak untuk
sholat pada waktu yang telah dilakukan. Terkadang orangtua hanya berucap “nak,
ayo sholat ...
sekarang sudah waktunya sholat.” Tetapi orangtua belum melakukan sholat.
Orangtua masih sibuk dengan gadget-nya atau masih sibuk
dengan hal yang lain. Dengan begitu si anak akan menjadi mudah membantah dan
tidak akan melakukan apa yang orangtua instruksikan. Karena ia merasa mengapa
ia harus melakukan apa yang disuruh orangtua sedangkan orangtua saja belum
melakukannya.
Anak adalah peniru yang hebat. Mereka bisa meniru apa
saja dari lingkungan sekitarnya. Tanpa ia saring sebelumnya antara yang baik
dan buruknya. Untuk itu pastikan anak meniru hal-hal yang baik saja dari
orangtua dan lingkungan sekitarnya. Dan sebagai orangtua pastikan tidak hanya memberi
contoh lewat ucapan saja, tetapi juga dengan tindakan nyata. Bersedia?