Anak-anak seharusnya jadi pemicu kuat bagi suami agar giat bekerja |
Beberapa waktu lalu meme dengan wajah Menteri Kelautan, Ibu Susi dengan jargonnya `tenggelamkan!` ramai
beredar di media sosial. Awalnya meme yang muncul tentang istri yang tidak bisa
masak, tenggelamkan. Tak lama dari situ muncul lah meme balasan yang kemungkinan
dibuat oleh para ibu yang tersinggung dengan meme pertama. Akhirnya meme `Suami
Pemalas, Tenggelamkan`. Masih banyak meme suami lainnya yang muncul, tapi
kebanyakan tentang suami pemalas dan tidak menafkahi istri secara layak.
Suami sebagai kepala keluarga memang sudah seharusnya menjadi pencari
nafkah utama dalam keluarga. Karena tugas seorang istri sejatinya menjadi
pengurus keluarga, manager dalam segala bidang di rumah. Jadi nafkah yang
diberikan suami akan diurus alokasinya oleh istri. Kadang dalam mengurus
keuangan ini lah istri kesulitan membaginya dalam beberapa pos. Lah wong untuk
pos utama seperti makan dan biaya sekolah anak saja kadang kurang. Boro-boro
pos untuk perawatan kecantikan istri. Sedangkan penampilan istri harus selalu
kece. Ih, cantik itu perlu modal tau.
Komunikasi wajib diperlukan dalam masalah ini. Kebanyakan perceraian yang
terjadi muncul karena masalah kurangnya
nafkah yang diberikan, sehingga para istri kabur mencari suami yang bisa
menopang kehidupannyas secara layak. Hidup cuma satu kali, buat apa memiliki
pasangan hidup yang tidak bisa memberikan kebahagian dan ketenangan, mungkin
itu yang dipikirkan oleh para istri tersebut.
Istri sah-sah saja membantu keuangan keluarga dengan bekerja atau
berbisnis dari rumah. Tapi tetap ya, nafkah dari suami harus jadi hal yang
utama.
Mungkin ada beberapa kondisi yang bisa ditolelir jika suami tidak bisa
menafkahi secara penuh. Karena sakit hingga mobilitas terganggu atau terkena
phk dari perusahaan hingga mata pencaharian utama menghilang. Tapi, jika nafkah
kurang akibat suami malas dan tidak mau berusaha keras untuk mencukupi
kebutuhan keluarganya, tenggelamkan saja, ups.
Tapi sebelum di`tenggelamkan`, ada baiknya komunikasi dibuka kembali.
Ingatkan suami bahwa ada anak istri yang harus dinafkahi. Beri semangat positif
agar semangat berkerja datang. Hal yang paling utama, berdoalah kepada Allah,
karena rezeki hanya datang dari-Nya. Mungkin melalui suami, atau mungkin dari
tangan Anda sebagai istri. Doakan juga agar suami diberikan hidayah dan
dipermudah dalam mencari rezeki yang halal. Berdoa agar diberikan pendamping
yang lebih baik boleh juga, eits bukan berarti suami baru ya. Siapa tahu suami
mendapatkan hidayah dan berubah menjadi pendamping yang terbaik untuk kita.
Allah Maha Kuasa dan pembolak balik hati,
jangan berharap kepada manusia temasuk suami. Allah satu-satunya tempat
bersandar dan memasrahkan diri.